rencana pelaksanaan pembelajaran X/ganjil


.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester          : X / Ganjil
Pertemuan ke              : 1, 2, 3
Alokasi Waktu            : 6 x 45 menit ( 6 jam pelajaran )
Standar Kompetensi   : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.
Kompetensi Dasar       : 1.1 Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi dan jeda          yang lazim/baku dan yang tidak.
I. INDIKATOR          :1. Reaksi kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat) terhadap lafal, tekanan, intonasi dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.
2. Memberikan komentar atau ungkapan lisan terhadap lafal, tekanan,
intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi dan
jeda yang lazim/ baku dan yang tidak.

III. MATERI AJAR
Bahasa termanifestasi dalam bentuk kalimat. Kalimat terdiri dari unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental berupa rentetan bunyi yang dilambangkan dengan huruf yang diucapkan dengan lafal. Unsur suprasegmental berupa intonasi. Unsur terpenting dalam intonasi adalah : tekanan, nada, durasi, dan jeda/perhentian.
1. Tekanan
 
Tekanan/ stress keras-lembutnya bagian ujaran tertentu.

Dalam bahasa-bahasa tertentu, tekanan berfungsi untuk membedakan arti. Misalnya, bahasa Arab, /la/ artinya ‘sungguh’ , sedangkan /la/ artinya ‘tidak’ . Dalam bahasa Batak Toba, /bontar/ artinya’putih’, sedangkan /bontar/ artinya ‘darah’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, tekanan diberikan pada kata atau bagian tertentu dari kalimat yang dipentingkan atau dipertentangkan dengan kalimat lain.
Contoh :
-Buku itu dibeli oleh paman
-Buku itudibeli oleh paman

2 . Nada
Nada/pitch naik turun / tinggi rendahnya arus ujaran dalam pelafalan
kalimat. Nada tinggi dipakai oleh yang sedang marah, sedangkan nada
rendah dipakai oleh orang yang sedanga sedih. Nada memiliki peranan
penting dalam pembentukan isi/jenis kalimat. Kalimat berita
menggunakan nada akhir menurun, dilambangkan dengan tanda titik
(.), Kalimat perintah menggunakan nada mendatar, dilambangkan
dengan tanda seru (!). Kalimat Tanya menggunakan nada akhir naik,
dilambangkan dengan tanda Tanya (?).
 3. Durasi
Durasi panjang pendeknya waktu yang diperlukan untuk
mengucapkan segmen bahasa.
Contoh :
-Lukisan itu indah sekali.
-
Lukisan itu in__dah sekali.
-
Lukisan itu indah__ sekali.
4.  Jeda /Perhentian
Jeda merupakan kesenyapan antarbagian ujaran yang mengisyaratkan batas-batas satuan ujaran. Kesenyapan-kesenyapan itu dapat membatasi kata, frase, klausa atau kalimat. Dalam bahasa tulis kesenyapan ditandai dengan : garis miring (/), tanda koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda hubung (-), ataupun tanda pisah (--).
Secara fungsional unsur-unsur segmental kalimat mengemban suatu fungsi, apakah sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), ataupun keterangan (K). Sebuah kalimat lengkap harus ada S dan P dengan intonasi selesai. Sedangakan kalimat tak lengkap intonasinya terasa tidak selesai.
Kalimat Lengkap
Bukan Kalimat lengkap
-Adegan itu menakjubkan.
-Menakjubkan adegan itu
-Adegan yang menakjubkan itu
-Itu adegan
Bahasa baku merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu pada bahasa orang terdidik/terpelajar dalam situasi resmi/formal baik lisan maupun tulis dengan tidak menampakkan cirri kedaerahan atau asing.
Bahasa baku sering digunakan dalam:
1) Komunikasi resmi, misalnya surat resmi atau dinas, pengumuman
resmi,perundang-undangan.
2) Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, buku keilmuan,
tesis, desertasi.
3) Pembicaraan di lembaga, di sekolah, kuliah, rapat, konferansi,
konggres, pidato kenegaraan.
4) Pembicaraan dengan orang yang dihormati, dengan atasan, pejabat,
guru/dosen, dengan orang yang baru dikenal.




Ciri-ciri Bahasa Baku :
1). Menggunakan lafal, tekanan, intonasi yang sesuai dengan sistem bunyi
bahasa Indonesia.
2) Menggunakan penempatan jeda yang sesuai dengan satuan makna/sintaksisnya.
3) Dalam bahasa tulis, harus sesuai dengan EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah
4) Menggunakan kata-kata baku yang sesuai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.        Menghindari pemakaian bahasa gaul, daerah maupun asing.
5) Menghindari pemakaian bentuk-bentuk ketatabahasaan yang
menyimpang dari kaidah baik morfologi maupun sintaksis.

IV. METODE PEMBELAJARAN
Metode Audiolingual siswa menyimak rekaman kalimat ujaran.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal : Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan menyimak kalimat ujaran dengan memperhatikan lafal, tekanan, intonasi dan jedanya .

B. Kegiatan Inti :
1. Siswa menyimak monolog/dialog yang bertemakan sosial.
2. Siswa memberikan reaksi kinetik (menunjukkan sikap
memperhatikan, mencatat) terhadap lafal, tekanan, intonasi,
dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak berdasarkan
informasi lisan.
3. Siswa mengomentari lafal,tekanan, intonasi, dan jeda yang
lazim/baku dan yang tidak.

C. Kegiatan Akhir :
menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan evaluasi .

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR :
Tape, rekaman / kaset, Modul

VII PENILAIAN
a.       Jenis tagihan                : tugas kelompok
b.      Bentuk intrument        : uraian bebas
c.       Soal/insrumen

Your Reply